(Al-Muhafadhatu
‘ala Qadim al-Shalih wa al-ahdzu bi al-Jadid al-Ashlah)
Oleh:
Muammar Mamduh S. Pd. I
Madrasah
Tuhfatush Shibyan adalah bagian dari sejarah pendidikan Islam di daerah sedan
dan sekitarnya. Mulai dari awal proses kemunculannya, proses lahirnya sampai
proses perjalanannya hingga sekarang, Madrasah Tuhfatush Shibyan telah menjadi
saksi dari perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Selain
itu, Madrasah Tuhfatush Shibyan juga sejarah bagi dirinya sendiri. Madrasah
Tuhfatush Shibyan sebagai bagian dari sebuah perkembangan yang dinamis pernah
mengalami kejayaan dan pernah mengalami keterpurukan atau bahasa halusnya
kemunduran. Madrasah Tuhfatush Shibyan pernah bersitegang akibat perdebatan
tentang pola pemikiran dan staregi pengembengan, pernah di marjinalkan dari
wilayah strategis. Semua itu bagian dari dinamika sejarah yang tak terpisahkan
dari perjalanan Madrasah Tuhfatush Shibyan.
Dalam
proses kelahirannya, Madrasah Tuhfatush Shibyan tidak bisa dipisahkan dari
kondisi sejarah keagamaan, pendidikan dan sosial politik tahun 1920-an pada
umunya. Ketika itu, telah dimengerti bahwa negara Indonesia masih
terkungkung dalam keterjajahanya oleh negeri kolonial Belanda. Tidak hanya
dalam hal ekonomi dan politik, penjajahan dilakukan dalam hal ideology dan
sosial.
Kesadaran
yang saat itu bergelora di benak segenap genarasi muda pada zaman untuk merubah
nasibnya sebagai bangsa yang berkepribadian dan berdaulat baik segi politik
maupun sosial dan ekonomi memotifasi kesadaran segenap pemuda di daerah Sedan untuk maju dan
berkembang dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat diketahui dalam sejarah
perkembangan bangsa Indonesia, bahwa pada
sekitar awal tahun 1900 banyak berdiri organisasi-organisasi kepemudaan yang
pada akhirnya menjadi motor dari lahirnya negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu
organisasi yang dimaksud adalah Nahdlatul Ulama’ (NU), organisasi ini lahir
pada tahun 1926 M.
Madrasah
Tuhfatush Shibyan entah sebuah kebetulan atau memang telah direncanakan, yang
jelas telah menjadi ketetapan Allah SWT bahwa Madrasah Tuhfatush Shibyan lahir
di tahun yang sama dengan berdirinya organisasi terbesar di negeri ini, yaitu
Nahdlatul Ulama’ (NU).
Berawal
dari sisi sosial relegius di lokasi berdirinya Madrasah Tuhfatush Shibyan,
yaitu dukuh Waru Desa Sidorejo Kecamatan S edan Kabupaten Rembang adalah sebuah
daerah pertanian dan perdagangan yang terletak di sisi utara tanah Jawa. Di
daerah ini sejak zaman dahulu diketahui sebagai daerah kumpulnya para ulama’ kenamaan.
Konon diceritakan bahwa daerah Sedan adalah daerah
yang dijadikan kholwat (menyendiri) para bangsawan dari hiruk pikuk kerajaan.
Dengan penduduk yang didominasi para tokoh agama, Sedan dikenal dengan
sebutan serambi Makkah-nya Kabupaten Rembang. Berbagai kajian ilmu keagamaan
merupakan menu sehari-hari bagi masyarakat Sedan saat itu, namun
demikian aktifitas pendidikan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dikarenakan
untuk menghindari gangguan dari penjajah.
Kurang
lebih pada tahun 1920-an (tidak diketahui tepatnya) datanglah seorang tokoh
agama atau ulama dari timur tengah, yaitu Syayiid Hamzah Syato sebagai
motivator berdirinya Madrasah Tuhfatush Shibyan. Alkisah, diceritakan bahwa
Sayyid Hamzah Syatho ini adalah seorang politikus yang agamis kelahiran tanah
Haram Makkah Almukarromah, termasuk dari kalangan dzurriat Rosul dan juga
termasuk keluarga besar dari raja Abdul Aziz. Pada abad XVIII beliaunya
berkenan hijrah dari makkah ke Indonesia tepatnya di
daerah Kabupaten Bogor Jawa Barat, karena pada saat itu pemerintah Husein di
kudeta oleh kelompok Badui Arab. Singkat cerita beliau sampai di Sedan bersama KH Abd. Hamid
(Ayahanda KH Shuyuti) yang pernah mukim di Makkah. Semangat beliau dalam
mensyiarkan Islam terutama yang berhaluan Ahlus Sunnah waljamaah tidak pernah
padam meski sampai di negeri perantauan, bahkan konon menurut cerita yang berdasarkan
kajian sejarah berdirinya masjid di daerah Rembang dan sekitarnya, beliau ini
mampu menjadi motor berdirinya 63 masjid di Sedan dan sekitarnya dan menjadi
motor berdirinya puluhan sarana-sarana peribadatan seperti musholla dan
madrasah-madrasah diniyah yang di daerah Sedan dan sekitarnya. Salah satu karya
monumental beliau adalah pendirian Madrasah Tuhfatush Shibyan.
Berawal dari sebuah rekomendasi kolektif para ulama’ dan para tokoh
masyarakat sekitar Sedan yang antara lain
adalah KH Abdul Hamid dan KH Zawawi Yusuf serta tokoh-tokoh lain, maka
berdirilah lembaga pendidikan keagamaan yang bernama Madrasah Tuhfatush
Shibyan.
Penulis menyebut Madrasah Tuhfatush Shibyan sebagai karya monumental
dikarenakan bahwa pada masa itu sistem pendidikan keagamaan di daerah Sedan dan sekitarnya
masih bercorak pesantren atau terbiasa disebut pondok atau langgar. Pendirian lembaga
pendidikan dengan karakteristik sekolah ini bertujuan memformalkan pendidikan
agama Islam di daerah Sedan.
Lembaga pendidikan Islam ini diberi nama Madrasah Tuhfatush Shibyan atas
inisiatif langsung dari Sayyid Hamzah Syatho dengan filosofis bahwa Madrasah
ini adalah sebuah oleh-oleh bagi anak-anak yang dalam hal ini adalah sebutan
para santri. Dengan fasilitas seadanya Madrasah Tuhfatush Shibyan berdiri dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar pertama pada tahun 1926 M. Lokasi pertama berdirinya Madrasah
Tuhfatush Shibyan adalah di rumah KH Abdul Hamid sekarang rumah (Bpk Syaifuddin
bin Uzair Bin KH Abd Hamid) dusun Gamang desa Sidorejo Kecamatan Sedan.
Sedangkan sebagai guru yang pertama mengajar di Madrasah Tuhfatush Shibyan
salah satunya adalah KH Zawawi Yusuf, KH Abdul Hamid, KH Fathur Rohman (dari
Tuban Jawa Timur) dan dibantu para ulama' di daerah Sedan. Sebagaimana penulis
sebutkan di atas bahwa Madrasah Tuhfatush Shibyan sejak pertama kali berdiri
sudah menerapkan sistem pembelajaran model sekolah, artinya murid yang ada
dikelompokkan sesuai tingkatan sekolah yang sederhana, yaitu enam kelas dengan
tingkatan awamil, jurumiyah, 'imrithy serta alfiyah dibagi menjadi dua kelas.
Tingakatan kelas seperti ini sampai sekarang menjadi pedoman kurikulum yang
diajarkan di Madrasah Tuhfatush Shibyan meskipun dengan beberapa pembenahan dan
pengembangan disana-sini. Sedangkan beberapa murid yang masuk pertama sebagai
murid Madrasah Tuhfatush Shibyan antara lain adalah KH Munawir bin Masykur,
Mbah Abdul Hayyi, K Sa'di, KH Abd Rosyad dan lain-lain (karena keterbatasan
nara sumber masih banyak yang belum disebut).
Setelah berjalan beberapa tahun, Madrasah Tuhfatush Shibyan berdiri di
rumah KH Abd Hamid kemudian pindah lokasi di rumahnya KH Kurdi, dalam perjalanannya
kemudian Madrasah Tuhfatush Shibyan pindah lokasi di rumah H Wafa (sekarang rumahnya H Munif). Terakhir
atas saran dari Sayyid Hamzah Syato akhirnya Madrasah Tuhfatush Shibyan pindah
ke lokasi sekarang yaitu rumah KH Zawawi Yusuf di Dusun Waru Desa Sidorejo Kecamatan
Sedan Kabupaten Rembang.
Sebagai organisasi yang dinamis, Madrasah Tuhfatush Shibyan mengalami
dinamika perkembangan yang alami bagi sebuah lembaga pendidikan. Pada masa
pemindahan lokasi dari rumah H Wafa ke rumah KH Zawawi ini Madrasah Tuhfatush
Shibyan mengalami kemajuan dan pembangunan yang signifikan, kelengkapan sarana
dan prasarana yang meliputi tempat belajar mengajar dan pembenahan infrastruktur penunjang yang
meliputi kepengurusan dan organisasi dimulai sejak kepindahan di lokasi rumah
KH Zawawi Yusuf.
Kepengurusan dan
tata organisasi di Madrasah Tuhfatush Shibyan
Seperti dalam pepatah Arab disebutkan "bahwa sesuatu yang buruk dan
tertata akan mengalahkan suatu yang baik yang tak tertata". Dinamika
organisasi Madrasah Tuhfatush Shibyan merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi perjalanan segala aspek di Madrasah Tuhfatush Shibyan, strategi
pengembangan, stabilitas dan kondusifnya serta sehatnya sebuah organisasi secara
langsung akan banyak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga
pendidikan, tidak terkecuali di Madrasah Tuhfatush Shibyan.
Ketika Sayyid Hamzah Syato masih hidup kendali kepengurusan Madrasah
Tuhfatush Shibyan dipegang langsung oleh beliau dengan tetap mempertimbangkan
masukan dari beberapa ulama' yang berada di sekitar beliau. Namun semenjak
wafatnya Sayyid Hamzah pengelolaan Madrasah Tuhfatush Shibyan dipegang oleh KH
zawawi Yusuf. Sebagai orang yang berlatar pendidikan pesantren dalam perjalanan
mengemban amanah penerus Madrasah Tuhfatush Shibyan, KH Zawawi Yusuf merasa
perlu melakukan pengembangan Madrasah Tuhfatush Shibyan di segala bidang. Sebagai
lembaga pendidikan kegamaan formal satu-satunya di Sedan pada masa itu Madrasah
Tuhfatush Shibyan mengemban fungsi yang komplek di tengah masyarakat.
KH Zawawi Yusuf dalam perjalanan membangun
Madrasah Tuhfatush Shibyan mengajak atau meminta bantuan kepada KH Muhammadun
(beliaunya adalah saudara ipar KH Zawawi adik Mbah Maryam dari Kajen Margoyoso
Pati) untuk bersama-sama membangun Madrasah Tuhfatush Shibyan dalam hal
pendidikan dan pengajaran agama. Disamping itu atas inisiatif KH Zawawi juga KH
Muhammadun mengajak teman beliau bernama KH Abd Hadi yang juga berasal dari
Kajen untuk turut serta membantu memajukan Madrasah Tuhfatush Shibyan. Pada
masa itu yaitu sekitar tahun 1945-an berbagai inovasi dan kraetifitas
dilahirkan di Madrasah Tuhfatush Shibyan, yang antar lain dilaksanakan kegiatan
perayaan Haflah Akhirus sanah, perayaan maulid Nabi yang digelar meriah dengan
melibatkan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak kalah menarik.
Lahirnya berbagai inovasi ini tidak lepas juga dari kreativitas dari Mbah
Muhtoyyib (anak tiri KH Zazawi dari Mbah Maryam) yang dikenal sebagai orang
yang aktif dan kreatif dimasanya.
Menurut sumber yang penulis temui, penataan kelembagaan di Madrasah Tuhfatush
Shibyan hingga tahun 1960-an masih sangat sederhana, hal ini dikarenakan kesadaran
dan kebutuhan akan tata organisasi yang kurang. Seiring dengan perkembangan
lembaga pendidikan Madrasah Tuhfatush
Shibyan, dengan banyaknya murid dan banyaknya guru yang mengajar di Madrasah
Tuhfatush Shibyan, maka tata organisasi dirasa sangat perlu untuk menambah
profesionalisme lembaga pendidikan Madrasah Tuhfatush Shibyan.
Sepeninggal KH Zawawi Yusuf, kepengurusan dipegang oleh K Athoillah
Zawawi, beliau ini adalah anak kandung dari KH Zawawi dari Ibu Mbah Umamah.
Seorang sosok yang berwibawa namun sederhana
dengan latar belakang pendidikan pesantren yang kental mewarisi
sifat-sifat ayahandanya (KH Zawawi Yusuf) beliau memimpin Madrasah Tuhfatush
Shibyan sejak tahun 1961 sampai dengan tahun 1971. Dibantu oleh bebarapa jajaran pengurus lainnya
yang antara lain Mbah Rohmat, Mbah Khudlori dan yang lain KH Athoillah berjuang
dan mengabdikan hidunya di Madrasah Tuhfatush Shibyan.
Kemudian setelah selesai masa jabatan K Athoillah estafet kepemimpinan
di Madrasah Tuhfatush Shibyan dilanjutkan oleh K Khudlori yaitu dimulai sejak
tahun 1971. Pada masa kepemimpinan beliau ini profesionalisme penyelenggaraan
di Madrasah Tuhfatush Shibyan mulai ditata
Kumpulan
serpihan sejarah Madrasah Tuhfatush Shibyan menjadi penting sebagai cermin bagi
kita untuk mengayunkan langkah ke arah yang lebih baik. Sehingga, genarasi
Madrasah Tuhfatush Shibyan tidak mengalami disorientasi dan kegagapan dalam
menghadapi perubahan. Apalagi, tradisi dokumentasi dirasakan sangat minim di
Madrasah Tuhfatush Shibyan. Dalam buku-buku sejarah perkembangan pendidikan
kegamaan si kawasan rembang saja Madrasah Tuhfatush Shibyan jarang atau bahkan
tidak pernah disebut. Disamping itu, para founding fathers Madrasah
Tuhfatush Shibyan, satu per satu meninggal dunia, seperti KH Zawawi, KH Abdul
Hamid, H kurdi, K Hudlori dan lain-lain.
Wallahu
A’lam
Sumber : Wawancara langsung dengan narasumber
Sumber : Wawancara langsung dengan narasumber
5 komentar:
Boleh Tau,, Nara Sumbernya Siapa Ya,,,, Thx
assalammualaikum..
Syeh hamzah as syatho bin nya siapa?
Apakah beliau bertarekot?
Pernahkah beliau tinggal didaerah sumenep madura?
assalammualaikum..
Syeh hamzah as syatho bin nya siapa?
Apakah beliau bertarekot?
Pernahkah beliau tinggal didaerah sumenep madura?
Ngapuntene,
Sumber dari dzurriyah Mbah Zawawi dan sesepuh Sedan
nggeh sahe..mesti di dokumentasi pak. kalau gak bkl ilang. kalo ilang..nyesel mangkeh
Posting Komentar